Sunday, May 15, 2016

Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Bahaya Penggunaan Sosial Media Dan Dampak Gadget

ABSTRAK

    Indonesia tidak luput dari demam gadget dan sosial media yang sedang berkembang dan menjalari semua orang. Memang gadget dan sosial media adalah teknologi terkini yang sangat membantu dan memudahkan beberapa hal, seperti contohnya komunikasi dan keefektifan waktu. Namun gadget dan sosial media di samping memiliki banyak hal positif, sebaiknya tidak diberikan kepada anak sejak dini, dikarenakan untuk anak-anak, keaktifan dalam bermain memang yang terbaik. Namun orang tua dewasa ini sering kali tidak memahami bahaya apa saja yang dapat menyerang anak mereka dari gadget dan sosial media tersebut, mereka melihat gadget dan sosial media tersebut hanya dari sisi kepraktisannya saja. Oleh karena itu, diciptakanlah perancangan ini yang diharapkan dapat berperan sebagai media edukasi bagi orang tua muda untuk mengetahui apa saja bahaya dari gadget dan sosial media berlebihan jika diberikan kepada anak-anak mereka. Diharapkan para orang tua akan lebih bijak dalam mendisiplinkan anak mereka dalam penggunaan gadget dan sosial media.
Kata Kunci : Perancangan Komunikasi Visual, Iklan Layanan Masyarakat, Iklan Layanan Masyarakat bagi Orang Tua mengenai Anak dan Gadget dan Sosial Media




BAB I
GAMBARAN PROYEK

1.1 Latar Belakang Masalah
    Gadget dan sosial media merupakan perkembangan teknologi yang saat ini sedang sangat berkembang dalam masyarakat, mayoritas masyarakat telah dapat menerima gadget dan sosial media sebagai pendukung gaya hidup mereka. Di negara kita Indonesia sendiri, keberadaan gadget dan sosial media juga telah sangat lekat dengan kehidupan masyarakat. Di sekitar kita pun, jika kita perhatikan akan terdapat suatu fenomena menarik, di berbagai tempat akan jamak ditemui orang-orang yang asik dengan gadget  masing-masing, seakan-akan gadget dan sosial media telah menjadi suatu fungsi yang signifikan dalam kehidupan sosial masyarakat. Perkembangan teknologi akan gadget dan sosial media saat ini telah mengakibatkan adiksi berlebihan bagi penggunanya, baik itu kepada orang dewasa maupun anak-anak, orang tua memegang kendali penuh untuk menghindarkan anak dari adiksi berlebihan kepada gadget dan sosial media, namun dewasa ini, para orang tua muda cenderung memberikan gadget kepada anak mereka sedini mungkin dengan alasan kepraktisan, dimana orang tua dapat lebih mudah mengontrol dan 2 mengetahui apa yang dilakukan anak mereka. Kecanduan gadget dan sosial media pada anak memiliki banyak akibat negatif, seperti contohnya, anak menjadi jarang bergerak dan hanya bermain dengan gadgetnya sehingga banyak anak menjadi obesitas, radiasi gadget yang terus menerus juga tidak baik untuk anak yang sedang mengalami tumbuh kembang, bahkan lebih parahnya lagi, banyak orang tua muda yang berpikir bahwa dengan adanya gadget, anak mereka telah memiliki “digital babysitter” yang dapat membuat anak-anak mereka lebih tenang. Memang dengan keadaan dan situasi serba modern seperti sekarang ini tidak bijak rasanya jika melarang anak untuk tidak menggunakan gadget sama sekali, karena dengan adanya gadget dan sosial media, memang banyak kemudahan yang didapatkan, namun dibalik kemudahan itu, juga terdapat hal-hal yang kurang baik yang ditimbulkan oleh gadget dan sosial media itu sendiri, oleh karena itu orang tua harus dapat lebih bijak dan disiplin lagi dalam mengontrol penggunaan gadget dan sosial media untuk anak-anaknya. Efek buruk penggunaan gadget berlebihan pada anak contohnya, Bahwa karakteristik dari seorang anak yang menggunakan gadget berlebihan dibandingkan dengan anak yang tidak menggunakan gadget dan sosial media, seorang anak yang telah menderita nomophobia (no mobile phone phobia) atau teradiksi pada gadget dan sosial media berlebihan, perilakunya akan lebih tidak sopan, dikarenakan kurangnya kemampuan interpersonal pada tumbuh kembang mereka karena bermula anak lebih sering berinteraksi dengan gadget dan sosial medianya dari pada dengan sesamanya. Pada bulan Oktober 2015 lalu bahwa rata-rata orang Indonesia dewasa memakai komputer 5,5 jam dan perangkat mobile 2,5 jam, dan ini adalah frekuensi waktu yang lama sekali dimana frekuensi waktu maksimal bagi orang dewasa untuk menggunakan gadget dan sosial media sebenarnya hanyalah 2 jam sehari. Selain itu hal tersebut bukan panutan yang baik untuk anak-anak. Orang tua sebagai seorang dewasa yang bertanggung jawab kepada anaknya sebaiknya mulai bijak dan membatasi penggunaan gadget dan sosial media terlebih dahulu sebelum belajar mendisiplinkan anak-anak mereka. Dari fenomena di atas dibuatlah perancangan iklan layanan masyarakat untuk membantu para orang tua muda yang kurang mengerti akan bahaya sosial media dan dampak gadget berlebihan pada anak. Iklan layanan masyarakat ini menggunakan account-account virtual sebagai media utamanya, dimana setiap hari akan selalu di maintain mengenai info-info dan awareness mengenai bahaya penggunaan gadget dan sosial media berlebihan pada anak usia 3-17 tahun. tujuan agar anak usia 2 tahun ke bawah tidak menggunakan gadget dan sebaiknya orang tua lebih banyak meluangkan waktu untuk bermain bersama anaknya, sehingga anak dapat lebih dekat dengan orang tuanya. Perbedaan dengan perancangan di atas dengan perancangan yang penulis angkat ialah lebih mengedukasi para orang tua untuk mengerti bahaya sosial media dan dampak gadget yang untuk anak mereka, dan bagaimana cara mengendalikan anak agar tidak teradiksi berlebihan kepada gadget dan sosial media.
    Dari penjelasan di atas, maka kami ini akan membuat iklan layanan masyarakat penggunaan sosial media dan gadget. Dengan iklan layanan masyarakat ini kami mengingatkan kepada khalayak penggunaan sosial media dan gadget digunakan-lah sosial media dan gadget agar lebih bijak menggunakannya karena banyak orang yang mengintai kita di luar sana jadi mulai-lah berfikir positif untuk tindakan yang akan kita lakukan. Di zaman sekarang gadget dan social media membuat semua orang sibuk dengan sendiri-nya misalnya update status di bbm, line, path, instragram dan lain-lain. Akhirnya kepedulian dan kebersamaan menjadi lebih berkurang yang ada di sekitar kita. Muculnya fenomena social media dan dampak gadget yaitu penggunaan gadget yang berlebihan pada setiap orang membuat kita menjadi masyarakat yang individualis, Dampak social media terhadap kehidupan social yaitu 1. sosial media membuat kita lupa pulang, 2. mengabaikan kebersamaan, 3. prioritas utama tetap sosial media, 4. Sosial media mengalihkan kehidupan-nya. Manusia makhluk social bisa berubah menjadi individualis karena sosial media dan penggunaan gadget. Sadarlah kita saat ini telah terjadi pergesaran budaya yang kurang baik, oleh karena itu gunakan-lah gadget dan sosial media secukupnya dan harmoniskan hubungan sosial dengan orang di sekitar kita karena pada dasarnya kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa adanya orang orang lain.
1.3 Tujuan
    1. Untuk mengetahui bagaimana perancangan iklan layanan masyarakat bahaya penggunaan sosial media dan dampak gadget pada saat ini.
    2. Untuk mengetahui pembuatan iklan layanan masyarakat dan dasar periklanan materi yang telah diajarkan di kelas
Visi : Supaya masyarakat bangsa Indonesia lebih mengetahui lagi dari bahaya penggunaan sosial media dan dampak gadget pada saat ini.
Misi : Supaya masyarakat bangsa Indonesia untuk lebih mengawasi anak-anak kita agar tidak selalu ketergantungan dengan sosial media dan gadget.

BAB II
KETERANGAN IKLAN LAYANAN  MASYARAKAT

2.1  Konsep Ide Pesan Iklan
          Kita sebagai intelektual muda bangsa Indonesia harus lebih peduli lagi terhadap bahaya social media dan dampak gadget karena di zaman sekarang penggunaan gadget dan media sosial berdampak buruk bagi kita semua yang ada di Indonesia. Penggunaan gadget dan media social yang berlebihan pada setiap orang membuat kita menjadi masyarakat yang individualis. Dampak social media terhadap sosial yaitu 1. Sosial media membuat kita lupa pulang kerumah, Contoh-nya : waktu mata kuliah selesai kita tidak terus pulang kerumah tetapi malah duduk-duduk di campus dulu buat lihat gadget terus main games, lihat update status di bbm, path, line, instragram, facebook, twitter dan lain-lain, 2. Mengabaikan kebersamaan, Contoh-nya : waktu kita di ajak teman kita untuk kekantin makan bersama tapi kita menjawab-nya dengan iya nanti saya menyusul ke kantin tapi pada akhirnya dia malah tidak datang ke kantin katanya mager untuk ke kantin, 3. Prioritas utama tetap social media, Contohnya : waktu kita pergi kemana-mana mesti harus update status dulu di path dan bbm, terus foto-foto di update di instragram, line, twitter, bbm facebook dan lain-lain, 4. Social media mengalihkan kehidupan, Contohnya : kita sering kurang peduli terhadap disekitar kita apa yang terjadi di kehidupan kita ini. Manusia makhluk social bisa berubah menjadi individualis karena sosial media dan penggunaan gadget. Sadarlah kita saat ini telah terjadi pergesaran budaya yang kurang baik, oleh karena itu gunakan-lah gadget dan sosial media secukupnya dan harmoniskan hubungan sosial dengan orang di sekitar kita karena pada dasarnya kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa adanya orang orang lain.
2.2  Strategi Kreatif Iklan
            Iklan layanan masyarakat tentang bahaya sosial media dan dampak  gadget adalah untuk menyadarkan dan mendorong masyarakat bangsa indonesia untuk penggunaan gadget dan sosial media gunakan-lah gadget dan social media secukupnya saja misalnya buat cari referensi untuk tugas kuliah itu sangat lebih bermanfaat karena untuk menambah wawasan kita. Adapun konsep yang diusung adalah menceritakan bahaya sosial media dan gadget yang selalu membuat kita sibuk dengan sendiri-nya tanpa memperdulikan dan kebersamaan yang ada di sekitar kita saat ini. Dengan konsep tersebut maka, Headline yang digunakan untuk mendukung pesan yang ingin disampaikan adalah "BAHAYA PENGUNAAN SOSIAL MEDIA DAN DAMPAK GADGET". Dimana dalam pengaplikasian pada media nanti akan ditunjang dengan tambahan katakata yang menyesuaikan dengan konsep image agar lebih mengarah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Strategi visual iklan layanan masyarakat ini menerapkan gambar gadget dan sosial media atau ikon yang dapat mewakil bahaya sosial media dan dampak gadget sebagai elemen untuk informasi yang didukung dengan headline yang tepat untuk menyampaikan pesan terhadap audience.
                                                                                                                                            


BAB III
TARGET AUDIENCE
3.1 Siapa Sasaran Iklan
         Sasaran iklan layanan masyarakat ini untuk semua khalayak penggunaan gadget dan social media. Supaya menggunakan sosial media dan gadget seperlu-nya saja, karena penggunaan gadget dan media social yang berlebihan pada setiap orang membuat kita menjadi masyarakat yang individualis dan saat ini telah terjadi pergesaran budaya yang kurang baik, oleh karena itu gunakan-lah gadget dan sosial media secukupnya dan harmoniskan hubungan sosial dengan orang di sekitar kita karena pada dasarnya kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa adanya orang orang lain.

BAB IV
PENUTUP

4.1  KESIMPULAN
          Membuat, menyelesaikan tugas dasar-dasar periklanan kali ini tidak semudah yang dibayangkan, Kami memerlukan kerjasama yang baik untuk mengerjakannya, memerlukan proses waktu yang panjang dan berbagai tahap dalam pembuatan sebuah Iklan Layanan Masyarakat Bahaya Penggunaan Sosial Media dan Dampak Gadget. Banyak pengetahuan/pelajaran baru yang kami dapatkan dan tentunya sangat bermanfaat bagi kami.
            Tugas kali ini membuat kami jauh lebih mengerti tentang macam-macam teknik kamera, teknik mengambil gambar, editing, proses produksi, pengertian iklan layanan masyarakat tentang penggunaan sosial media dan dampak gadget serta pembuatan proposal ini untuk mendapatkan persetujuan dari semua belah pihak yang bersangkutan.
4.2 SARAN
         Kami sangat menyadari bahwa dalam pembuatan iklan layanan masyarakat tentang bahaya social media dan dampak gadget ini masih jauh dari kesempurnaan, dikarenakan ilmu dan pengetahuan kami yang juga belum sempurna. Maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami butuhkan untuk pengembangan ilmu kami dikemudian hari.

  

Saturday, September 19, 2015

Setiap orang pasti mempunyai  keinginan. Ketika kita kecil, seringkali kita ditanya oleh orang dewasa, ”Apa  yang kamu ingin kan saat sudah besar nanti?”.Sebagian besar teman-teman saya menjawab ingin jadi dokter, astronot, pilot, guru, dan lain-lain. Diantara sekian banyak jawaban, tidak ada yang menjawab ingin menjadi pembuat film.  Hingga pada tahun  2006 (saya masih umur 10 tahun), saya menonton film “Petualangan Sherina”. Film inilah yang membuat saya mengatakan bahwa  ke ingin saya adalah ingin membuat film seperti itu.

Setelah film “Petualangan Sherina”, tidak lama kemudian tayang film “ AADC”, “Eiffel I’m in Love” yang mendapat perhatian besar dari penonton film Indonesia.  Film-film tersebutlah yang membuat saya semakin tertarik akan dunia film. Ketika itu, saya berpikir betapa hebatnya sebuah film hingga bisa membawa saya terhanyut ke dalam dunia orang lain yang saya tidak kenal.  Saya bisa ikut merasakan kesal, sedih, kecewa, bahagia, tertawa, dan sebagainya terhadap cerita yang dialami sang tokoh. 

Menjadi sutradara sangatlah sulit, mengapa aku bisa mengatakan hal seperti itu ? aku merasa untuk menjadi sutradara hal yang harus pertama sekali aku lakukan adalah menulis. Menurut pandangan diriku sendiri, menjadi sutradara adalah salah satunya harus pandai menulis dan mengarang sebuah cerita.  Aku harus pandai mencari situasi dan berkhayal dalam pikiran kemudian aku tulis ke dalam sebuah catatan.  Atau, aku harus mencari sebuah tragedi singkat seseorang kemudian aku akan bertanya tentang kisahnya.  Sekarang ini pun aku tidak pandai untuk menulis bahkan mengarang suatu cerita yang fiksi atau non-fiksi.  Sepertinya aku butuh seorang guru yang bisa mengajari aku menulis dan mengarang.

Begitu lulus SMA (tahun 2015), saya berniat untuk masuk sekolah film di IKJ. Namun orang tua saya melarang.  Alasannya?  Klasik.  Kata mereka, ”Mau hidup apa dari seni?  Mau jadi Arbeitslosigkeit ?”. Saya bingung ketika orang tua saya mengatakan seperti itu.  Keluarga besar saya sama sekali tidak ada yang terjun di dunia seni.  Hampir semua keluarga besar saya berjiwa PNS, Akmil dan Wirausaha (membuka bisnis sendiri).  Mungkin hanya saya di keluarga besar saya yang tertarik terjun ke dunia film. Saya sempat sedih karena tidak mendapat dukungan dari orang tua untuk meraih ke inginan saya. Akhirnya saya mengalah dan memilih untuk masuk ke salah satu univ swasta jurusan ilmu komunikasi yang berada di kawasan Surabaya.

Jika waktu kecil saya masih bingung mau jadi produserkah, sutradarakah, pemainkah, dan sebagainya, masuk dunia kuliah saya sudah yakin bahwa ke inginan saya adalah menjadi sutradara . Meskipun tidak bisa kuliah di IKJ dan orang tua saya tidak mendukung saya menjadi sutradara tapi saya tetap optimis, Semangat , Selalu berdoa kepada ke Allah agar orang tua mendukung  saya suatu nanti. Waktu semester IV kan nanti ada Peminatan Komunikasi Media dan Komunikasi Korporasi, saya nanti mau mengambil yang Komunikasi Medianyaa karena saya mau ambil bagian yang  menggunakan fotografinya. Tetapi Kedua orang tua saya tidak setuju  Karena saya mengambil konsentrasi Medianyaa , Saya disuruh orang tua saya mengambil Korporasi  tapi saya tidak menyukainyaa Karena saya tidak begitu suka sama dunia mc dan kalo saya berbicara di depan panggung mesti gemetaran/ ngebleng.

 Dan akhirnya kedua orang tua saya mengerti kekurangan sehingga setuju  dengan pilihan saya, Alhamdulillah doa saya diijabahi oleh ALLAH SWT.



Mata Kuliah Manajemen
Fakultas Ilmu Komunikasi
Jurusan Ilmu Komunikasi
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2015